Jurnal Pemetaan Sosial
Jurnal Pemetaan Sosial
Identifikasi Karakteristik Lingkungan
Permukiman Kumuh di Desa Bedeng,
Karawang Timur

Kelompok : 3
Disusun Oleh :
1. Kamiliya Nabilah
2. Maryati
3. Muhammad Farhan Rifai
4. Mulyana Bakri
5. Reiviane Ambarwati
6. Rohim
7. Siti Sarmila
8. Vidiana Lis Saeful
Kelas : XII-IPS
1
Tahun
Pelajaran 2017/2018
SMAN
1 TELAGASARI – KARAWANG
Jl. Raya Syech Quro Telagasari Timur Telp.(0267) 510544 Karawang
41381
Jurnal Pemetaan Sosial
Identifikasi Karakteristik Lingkungan
Permukiman Kumuh di Desa Bedeng,
Karawang Timur
Abstrak
Lingkungan kumuh
merupakan suatu wilayah yang tidak layak untuk ditempati karena tidak sehat.
Wilayah permukiman yang terdapat di kampung Bedeng, merupakan salah
satu permukiman di Karawang Timur
terdapat kawasan kumuh didalamnya. Kawasan kumuh yang ditemui pada
wilayah tersebut memiliki tingkat semi kekumuhan. Setelah dilakukan
identifikasi, didapatkan karakteristik yang dimiliki oleh permukiman kumuh di wilayah
yang ditinjau dari 5 aspek, yaitu kondisi fisik, ekonomi, ketersediaan sarana
dan prasarana, sosial, dan juga bahaya. Kondisi fisik yang terjadi di
lingkungan kumuh RT 05 RW 10 yaitu
rumahnya kurang layak karena dominan
rumah tersebut terbuat dari bambu atau rumah bilik. Ekonomi yang terjadi di
kampung tersebut mata pencahariannya
berdagang kecil-kecilan, banyak juga pemuda yang pengangguran. Ketersediaan
sarana dan prasarana di kampung tersebut sangat minim karena lampunya tidak
terang, jalannya yang rusak. Sosial yang terjadi di kampung tersebut yaitu banyak
yang saling membantu dan berinteraksi satu sama lain. Akan tetapi banyak pemuda
yang penggangguran karena ketika lulus SMA/SMK mereka banyak yang tidak
melanjutkan kejenjang yang lebih tinggi karena mereka tidak mempunyai biaya.
Bahaya yang ditimbulkan di kampung tersebut seperti banyak masyarakat yang
terkena panas, muntaber, dan kaki gajah.
1.1 Pendahuluan
Permukiman kumuh adalah keadaan lingkungan hunian dengan kualitas yang sangat tidak layak huni, dengan
ciri-ciri antara lain kepadatan bangunan yang sangat tinggi dalam luas yang
sangat terbatas, rawan penyakit sosial dan penyakit lingkungan, serta kualitas
bangunan yang sangat rendah, tidak terlayaninya prasarana lingkungan yang memadai
dan dan membahayakan keberlangsungan kehidupan dan penghidupan penghuninya.
Menurut data dari desa Telagasari, lingkungan kumuh tersebut
terletak di desa Bedeng. Sebenarnya desa Bedeng adalah
desa sengketa yang pemiliknya yaitu
orang Cina yang ditempati oleh
masyarakat setempat. Menurut salah seorang warga, dia sudah tinggal di desa
tersebut sejak dari lahir, kemudian perbulannya sedesa tersebut melakukan iuran
sebesar Rp 25.000 per tahun. Akan tetapi jika mereka dialokasi masyarakat
tersebut ingin pindah jika bayar rumahnya tidak terlalu besar dan rumahnya
layak. Menurut kelompok kami seharusnya pemerintah melalkuan alokasi untuk
masyarakat tersebut karena tanah tersebut tanah sengketa.
1.2 Metode
Pemetaan
Pemetaan sosial yang kami lakukan menggunakan pemantauan cepat.
Metode yang kami ambil dalam pemantauan cepat adalah wawancara kelompok
masyarakat karena pertanyaan yang kami ajukan kepada semua anggota masyarakat
dalam suatu pertemuan terbuka. Metode pemetaan ini juga menggunakan metode
partisipatoris karena melibatkan kerja sama aktif antara pengumpul data dan
responden.
Penelitian pemetaan sosial yang kelompok kami lakukan dengan
menggunakan teknik
pengumpulan data sekunder karena menyangkut kondisi geografis dan
demografis
yang bisa diperoleh dari monografi desa, dan kecamatan.
1.3 Langkah
Penelitian
Langkah penelitian yang kami lakukan adalah bentuk sekunder dan
primer. Penelitian yang kami lakukan menggunakan teknik pengumpulan data
sekunder, karena kelompok kami melakukan
observasi secara langsung di desa pasir pogor.
Selain teknik pengumpulan data sekunder yang kami lakukan, kelompok kami
menggunakan data primer, karena kelompok kami mendapatkan bnayak referensi dari
internet, buku paket sosiologi dan LKS.
1.4 Hasil Penelitian
1.4.1 Sejarah
desa Talagasari
Desa Talagasari
sudah berdiri sejak tahun 1880 sejak itu di indonesia pada umumnya dibawah
pemerintahan kolonial Belanda dan pada masa kolonial jepang.
Desa Telagasari
telah aktif dalam bidang pemerintahan, kata Desa Telagasari diambil dari 2
(dua) sukumkata yaitu: TALAGA dan SARI mengandung arti bahwa Talaga adalah
sumber mata air yang memberikan kehidupan bagi masyarakat sekitarnya,
sebagaimana kita ketahui bersama bahwa didalam tububh kita yang paling dominan
adalah air. Talaga yang dimaksud adalah sumber air untuk keperluan kehidupan
dan pertanian yang ada. Banyak sekali orang yang membutuhkan air dan mengambil
dari Talaga tersebut.
Kemudian SARI
mengandung arti sumber dari sari bumi pertiwi ini adalah air, karena itu orang
menyebutnya Talaga yang ada dengan istilah Talaga keberuntungan dan adapula
yang menyebutnya TALAGASARI.
Banyak sekali
pada waktu itu warga yang datang ke kampung Talagasari untuk menari penghidupan
dan pemanfaatan sumber air dari talaga tersebut, dari semenjak itulah nama
TALAGASARI telah menyebar luas.
Dari nama
kampung Talagasari dari tahun ke tahun terus menerus dan akhirnya pada tahun
1880 resmilah dengan nama Desa Talagasari dan yang menjadi kepala Desa (kuwu)
waktu itu adalah Bapak Gaboeg. Beliau memerintah sejak tahun 1880 sampai dengan
tahun 1884.
1.4.2 Data demografi
Informasi Pemetaan Sosial
Desa : Pasir Pasir Pogor
Kecamatan : Telagasari
Kabupaten : Karawang
Kondisi Demografi
1)
Jumlah
penduduk :
8029 jiwa
a)
Laki-laki
dewasa :
4059 Jiwa
b)
Perempuan
dewasa : 3970
Jiwa
c)
Anak
L/P diatas usia setelah 7 tahun : 130Jiwa
2)
Jumlah
penduduk miskin :
1063
a)
Laki-laki : 1063
b)
Perempuan : -
3)
Jumlah
keluarga :
2802 kepala keluarga
a)
Keluarga
sejahtera (S-I) : 69
kartu keluarga
b)
Keluarga
pra sejahtera (pra k.s) : kartu
keluarga
4)
Pendidikan/tingkat
melek huruf
a)
Jumlah
penduduk laki-laki buta huruf :
- jiwa
b)
Jumlah
penduduk perempuan buta huruf: : -
jiwa
1.4.3
Data Geografi
Lokasi desa Talagasari

Batas Wilayah
Batas wilayah desa Talagasari disebelah Utara terdapat desa
Kalibuaya, disebelah Selatan terdapat
desa Pasir Talaga, disebelah Timur terdapat Talagamulya, dan disebelah
Barat terdapat desa Ciranggon.
1.4.3
Data Psikografi
1)
Budaya
a.
Maulid
Nabi
b.
Yasinan
2)
Adat
istiadat
a.
Perkawinan
b.
Kelahiran
anak
c.
Upacara
kematian
d.
Tanah
pertanian
e.
Memecahkan
konflik warga
f.
Penanggulangan
kemiskinan bagi keluarga tidak mampu
3)
Kepercayaan
yang dianut
Islam
Laki-laki : 4059 Jiwa
Perempuan : 3970 Jiwa
Total :
9029 jiwa
4)
Nilai-nilai
yang dianut oleh masyarakat secara dominan
a)
Nilai-nilai
positif yang dianut oleh masyarakat
No
|
Nilai-nilai
|
Potensi Pengaruh
|
|
Rendah
|
Tinggi
|
||
1
|
Kerja sama
|
ü
|
|
2
|
Musyawarah
|
ü
|
|
3
|
PKK
|
ü
|
b)
Nilai-nilai
Negatif yang dianut oleh masyarakat
No
|
Nilai-nilai
|
Potensi Pengaruh
|
|
Rendah
|
Tinggi
|
||
1
|
Persaingan
|
ü
|
|
2
|
Konflik
|
ü
|
|
3
|
Judi
|
ü
|
5)
Kekuatan-kekuatan
kelompok sosial strategis
a.
Lembaga-lembaga
formal
1.
PKK
2.
Karang
Taruna
3.
Posyandu
4.
BUMDES
b.
Lembaga
Informal
1.
Organisasi
Keagamaan
2.
LMD
(Lembaga Musyawarah Desa
1.4.4
Harapan masyarakat terhadap lingkungan kedepannya

Gambar
penelitian lingkungan kumuh di desa pasir pogor

Gambar
penelitian di desa Talagasari
Dari hasil
wawancara yang kami lakukan dengan masyarakat
desa pasir pogor, dengan ibu wacih ia mengatakan “Harapan untuk pemerintah ibu diberikan pekerjaan agar bisa membeli bahan makanan
yang lebih, harga pangan jangan terlalu tinggi, punya rumah sendiri yang layak dan bersih.
Karena tanah disini adalah tanah sengketa sehingga warga disini tidak mempunyai
rumah atas nama sendiri”.
1.4.5
Peran pemerintah dalam lingkungan kumuh di desa pasir pogor

Gambar
penelitian lingkungan kumuh di desa pasir pogor

Gambar
penelitian lingkungan kumuh di desa pasir pogor
Dari
hasil wawancara yang kami lakukan dengan masyarakat desa pasirr pogor tanah
tersebut adalah tanah sengketa. Ibu wacih mengatakan “Pemerintah tidak
mengusir warga disini sehingga kami tidak akan pindah karena kami sudah betah
dengan linngkungan disini. Pemerintah hanya memberi bantuan berupa BPJS, KIS”.
1.4.6
Dampak kesehatan bagi masyarakat lingkungan kumuh

Gambar
penelitian lingkungan kumuh di desa pasir pogor
Dari hasil wawancara yang kami lakukan dengan masyarakat desa Pasir
Pogor, dengan ibu Wacih ia mengatakan “Banyak warga disini yang terkena
muntaber, tipes, DBD, ada juga yang pernah mengalami penyakit kaki gajah”.
1.5
Saran dan Kesimpulan
1.5.1
Saran
Saran
dari kelompok kami tentang lingkungan kumuh yaitu sebaiknya pemerintah membuka
lapangan pekerjaan yang layak untuk masyarakat agar masyarakat bisa bekerja dan
tidak terjadinya pengangguran yang dapat menimbulkan kepadataan penduduk
sehingga kemungkinan bisa berdampak pada lingkungan yang kumuh dan tidak sehat.
1.5.2
Kesimpulan
Permukiman
kumuh yang terdapat di kampung Bedeng tepatnya di desa Telagasari setelah
dilakukan identifikasi dan penelitian, ditemukan beberapa kecendurangan yang
kemudian membentuk karakter yaitu
misalnya dalam hal tingkat pendidikan yang mendominasi para orang tua di
kampung terebut masih rendah yaitu tingkat SD, tingkat pendapatan yang tidak
menentu hanya cukup untuk makan sehari-hari saja dan terkadang itupun masih
kurang dari cukup, kondisi prasarana seperti rumah bilik yang terbuat dari
bambu. Namun, ada beberapa masyarakatnya yang sudah mengganti dengan batako.
1.6
Daftar Pustaka
Jurnal pemetaan sosial menggunakan primer, kelompok kami
menggunakan data primer melalui Internet, buku LKS:
Komentar
Posting Komentar